Sepengamatan saya, salah satu momen tersulit bagi org tua untuk tidak memberikan gadget kepada anak adalah momen acara kumpul2 keluarga atau arisan para org tua, atau bahkan meeting urusan pekerjaan (meski ini jarang sekali terjadi, tapi kemungkinan ini bisa saja ada). Biasanya yang saya (dan beberapa teman saya) lakukan adalah mempersiapkan mainan yg cukup utk anak mainkan selama waktu pertemuan tersebut.
Berikut ini adalah Tips praktis agar anak kooperatif saat diajak menemani orang tua dalam sebuah acara orang dewasa di tempat umum:
1. Bawa perbekalan yang cukup. Tidak hanya bicara makanan, tapi juga aktivitas.
Tawarkan beberapa jenis aktivitas yang bisa menyita perhatian anak cukup lama, tapi 'tidak berantakan' dan 'tidak berisik'.
Sebelum berangkat acara, saya biasanya menyisihkan waktu untuk memilih mainan yang boleh anak bawa. Kenapa harus saya yang memilih mainannya dulu? Supaya tidak ada acara perdebatan. Anak seusia dia (toddler) bisa saja memilih senapan yg bersuara berisik, atau raket badminton, atau pasir kinetik utk dibawa. Padahal mainan tersebut tidak layak dibawa ke restoran. Nah kalau sudah begini, akan panjang prosesnya untuk menjelaskan 'kenapa ga boleh?', ditambah lagi ada kmgkinan anak akan bersikeras dan memaksa. Jadi, sebaiknya orang tua memang menyiapkan pilihannya terlebih dahulu.
2. Minta anak yang memilih sendiri dari pilihan yang orang tua berikan.
Tugas orang tua adalah memikirkan jenisnya dan menawarkan. Mana yang dibawa, itu terserah anak. Anak harus diberi kebebasan memilih beberapa dari mainan pilihan orang tua di no 1 tadi, untuk ia bawa. Karena percayalah, permainan yang Anda anggap seru dan menarik saat itu, belum tentu seru dan menarik juga di mata anak. Kalau ternyata anak saat itu tidak suka, ia cenderung cepat bosan/ tidak berminat memainkannya, dan Anda lah yang akan kerepotan ketika ia merengek atau berlarian tidak karuan sepanjang proses Anda bercengkrama. Dan sejauh yang saya amati, keseluruhan proses no 1 hingga no 2 ini hanya memakan waktu 5-15 menit kok. Jadi, kenapa tidak bersabar saja dengan prosesnya? :)
3. Di perjalanan menuju lokasi, terangkan kira-kira apa yang akan terjadi di lokasi pertemuan.
Terangkan mengenai apa yang harus anak lakukan. Juga tak lupa jelaskan dengan rinci tentang apa yang boleh dan tidak boleh ia lakukan. Pastikan anak memahami betul aturan main di sana. Jangan gunakan kalimat abstrak seperti "Nanti di sana jangan 'nakal' ya." Karena batasan dan pengertian nakal buat Anda dan dia beda. Tapi informasi seperti "Nanti di sana ade duduk di kursi dan boleh keluarkan mainan ya. Tapi kalau makanan sudah datang, ade makan dulu sampai habis lalu main lagi." Minta anak mengulangi informasi yang Anda sampaikan untuk memastikan ia memahaminya.
4. Jika diperlukan, tunjukkan foto-foto dari lokasi dan orang-orang yang akan ditemui.
Tujuannya supaya anak merasa tenang karena sudah tahu apa yang akan dihadapi, plus meminimalisir 'kerewelan' yang akan terjadi karena anak merasa 'kaget' dengan apa yang dia hadapi.
5. Pastikan pengalaman berkumpul dan bersosialisasi dengan orang selain keluarga inti sering anak lakukan.
Jika tidak, saya bisa pastikan, resiko anak rewel dan tidak kooperatif saat acara akan besar. Dan ketika hal itu terjadi, ditambah dengan kondisi Anda yang 'single fighter' dan tidak membawa nanny/ kerabat sama sekali, saya bisa pastikan Anda akan panik dan merasa malu, sehingga Anda juga sulit tenang dalam menghadapi kerewelan anak.
Oleh sebab itu, biasakan anak Anda untuk berbincang2 dengan orang2 yg duduk dan makan bersama dengan orang tuanya. Meskipun Anda pergi dengan pengasuh atau asisten, pastikan anak tidak hanya fokus bermain dengan mainan dan asistennya saja. Dengan begitu, anak akan terlatih bagaimana caranya bersikap dalam sebuah acara kekeluargaan. Sehingga pada akhirnya, keterampilan bersosialisasi dan kesopan santunannya juga akan terlatih.
Foto di atas menunjukkan isi tas anak saya saat dia menemani saya dalam pertemuan yang cukup serius dengan beberapa teman. Yap, mostly isinya adalah ACTIVITY BOOK. Beberapa ia mainkan meski akhirnya dia sibuk dengan nasi dan bakwan gorengnya sambil mengamati orang-orang besar yang sibuk bertukar pendapat.
Jadi, diingat ya, parents. Kunci agar anak tenang dan kooperatif diajak di acara orang dewasa adalah menyiapkan perbekalan yang cukup berupa: Aktivitas dan Makanan enak. Enak buat siapa? Enak buat anak tentunya! 😁
Semoga sharing ini bermanfaat 😄
Berikut ini adalah Tips praktis agar anak kooperatif saat diajak menemani orang tua dalam sebuah acara orang dewasa di tempat umum:
1. Bawa perbekalan yang cukup. Tidak hanya bicara makanan, tapi juga aktivitas.
Tawarkan beberapa jenis aktivitas yang bisa menyita perhatian anak cukup lama, tapi 'tidak berantakan' dan 'tidak berisik'.
Sebelum berangkat acara, saya biasanya menyisihkan waktu untuk memilih mainan yang boleh anak bawa. Kenapa harus saya yang memilih mainannya dulu? Supaya tidak ada acara perdebatan. Anak seusia dia (toddler) bisa saja memilih senapan yg bersuara berisik, atau raket badminton, atau pasir kinetik utk dibawa. Padahal mainan tersebut tidak layak dibawa ke restoran. Nah kalau sudah begini, akan panjang prosesnya untuk menjelaskan 'kenapa ga boleh?', ditambah lagi ada kmgkinan anak akan bersikeras dan memaksa. Jadi, sebaiknya orang tua memang menyiapkan pilihannya terlebih dahulu.
2. Minta anak yang memilih sendiri dari pilihan yang orang tua berikan.
Tugas orang tua adalah memikirkan jenisnya dan menawarkan. Mana yang dibawa, itu terserah anak. Anak harus diberi kebebasan memilih beberapa dari mainan pilihan orang tua di no 1 tadi, untuk ia bawa. Karena percayalah, permainan yang Anda anggap seru dan menarik saat itu, belum tentu seru dan menarik juga di mata anak. Kalau ternyata anak saat itu tidak suka, ia cenderung cepat bosan/ tidak berminat memainkannya, dan Anda lah yang akan kerepotan ketika ia merengek atau berlarian tidak karuan sepanjang proses Anda bercengkrama. Dan sejauh yang saya amati, keseluruhan proses no 1 hingga no 2 ini hanya memakan waktu 5-15 menit kok. Jadi, kenapa tidak bersabar saja dengan prosesnya? :)
3. Di perjalanan menuju lokasi, terangkan kira-kira apa yang akan terjadi di lokasi pertemuan.
Terangkan mengenai apa yang harus anak lakukan. Juga tak lupa jelaskan dengan rinci tentang apa yang boleh dan tidak boleh ia lakukan. Pastikan anak memahami betul aturan main di sana. Jangan gunakan kalimat abstrak seperti "Nanti di sana jangan 'nakal' ya." Karena batasan dan pengertian nakal buat Anda dan dia beda. Tapi informasi seperti "Nanti di sana ade duduk di kursi dan boleh keluarkan mainan ya. Tapi kalau makanan sudah datang, ade makan dulu sampai habis lalu main lagi." Minta anak mengulangi informasi yang Anda sampaikan untuk memastikan ia memahaminya.
4. Jika diperlukan, tunjukkan foto-foto dari lokasi dan orang-orang yang akan ditemui.
Tujuannya supaya anak merasa tenang karena sudah tahu apa yang akan dihadapi, plus meminimalisir 'kerewelan' yang akan terjadi karena anak merasa 'kaget' dengan apa yang dia hadapi.
5. Pastikan pengalaman berkumpul dan bersosialisasi dengan orang selain keluarga inti sering anak lakukan.
Jika tidak, saya bisa pastikan, resiko anak rewel dan tidak kooperatif saat acara akan besar. Dan ketika hal itu terjadi, ditambah dengan kondisi Anda yang 'single fighter' dan tidak membawa nanny/ kerabat sama sekali, saya bisa pastikan Anda akan panik dan merasa malu, sehingga Anda juga sulit tenang dalam menghadapi kerewelan anak.
Oleh sebab itu, biasakan anak Anda untuk berbincang2 dengan orang2 yg duduk dan makan bersama dengan orang tuanya. Meskipun Anda pergi dengan pengasuh atau asisten, pastikan anak tidak hanya fokus bermain dengan mainan dan asistennya saja. Dengan begitu, anak akan terlatih bagaimana caranya bersikap dalam sebuah acara kekeluargaan. Sehingga pada akhirnya, keterampilan bersosialisasi dan kesopan santunannya juga akan terlatih.
Foto di atas menunjukkan isi tas anak saya saat dia menemani saya dalam pertemuan yang cukup serius dengan beberapa teman. Yap, mostly isinya adalah ACTIVITY BOOK. Beberapa ia mainkan meski akhirnya dia sibuk dengan nasi dan bakwan gorengnya sambil mengamati orang-orang besar yang sibuk bertukar pendapat.
Jadi, diingat ya, parents. Kunci agar anak tenang dan kooperatif diajak di acara orang dewasa adalah menyiapkan perbekalan yang cukup berupa: Aktivitas dan Makanan enak. Enak buat siapa? Enak buat anak tentunya! 😁
Semoga sharing ini bermanfaat 😄
#positiveparentingchallenge
#positiveparenting
#parenting
#parentingtips
#parentinglife
#fatherhood
#motherhood
#ayahhebat
#infoparenting
#infopengasuhan
#motherlove
#orangtuahebat
#disiplinanak
#keluarga
#keluargaindonesia
#polaasuh
#anakhebatindonesia
#anakbundaindonesia
#tipsbunda
#belajarparenting
#tipsorangtua
#anakanak
#keluargabahagia
#orangtuaku
#parentingwithlove
#anakpapamama
#ayahibuanak
#parentinginspirations
#parentingideas
Comments
Post a Comment
Dear, Maria, M.Psi.