Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2019

JANGAN HANYA MENYEKOLAHKAN ANAK DI SEKOLAH BERGENGSI, TAPI DIDIKLAH ANAK AGAR PUNYA HAL INI!

Dalam bekerja saya selalu berusaha memberikan yg terbaik. Ketika menangani klien, membuat laporan psikologis, maupun  membuat materi/ modul workshop parenting, saya memilih untuk memberikan yang terbaik versi saya. Itulah sebabnya ketika mendelegasikan tugas atau bekerja sama dengan orang lain, saya punya ekspektasi orang tersebut juga berusaha yang terbaik. Bagi saya cara bekerja setiap orang boleh berbeda. Dan saya cenderung tidak menilai seseorang dari cara kerjanya. Ada yang banyak bicara atau bernyanyi/ bersenandung ketika bekerja. Ada pula yang khusyuk serius tapi ritme kerjanya pelan. Saya biasanya bisa memakluminya. Yang sulit saya maklumi adalah ketika mereka bekerja "asal selesai", "asal jadi" atau "sekedarnya". Saya sulit memaklumi mereka yang enggan melakukan yang terbaik yang mereka bisa. "Etos kerja" demikian istilahnya. Sebuah sikap bekerja yang sifatnya internal, berasal dari dalam diri seseorang. Bukan karena iming2 prof

ANAK BARU SAJA PULANG SEKOLAH, JANGAN LAKUKAN 3 HAL INI

Kondisi fisik dan psikologis anak sepulang sekolah sebetulnya hampir serupa dengan kondisi fisik dan psikologis orang dewasa yang pulang bekerja. Biasanya mereka merasa lelah, penat, dan ingin rehat dari aturan, tuntutan dan kewajiban. Tak sedikit juga yang punya keinginan untuk segera berbagi cerita atau perasaan kepada orang terdekat. Oleh sebab itu, ketika anak pulang sekolah sebaiknya jangan lakukan 3 hal ini: 1. MEMBERONDONG dengan pertanyaan tentang PR, tugas, deadline, dan lainnya yang berkaitan dengan tanggung jawab sekolah. 2. MEMAKSA mereka bercerita tentang sekolah. 3. MEMAKSA mereka melakukan kegiatan yang bersifat TANGGUNG JAWAB/ KEWAJIBAN yang berat (butuh waktu lebih dari 5-10 menit). Pada prinsipnya tidak semua anak rumusnya sama. Oleh sebab itu Anda perlu memahami kondisi anak Anda. Ketika mereka pulang sekolah, amati dulu, apakah mereka terlihat lelah? Apakah mereka terlihat tidak ingin bercerita? Apakah mereka terlihat ingin beristirahat dan tidak mau diganggu?

MANFAAT WISATA RUMAH HEWAN

Juli lalu saya sempat mengunjungi wisata Rumah Guguk di kawasan Bandung. Areanya sangat menyenangkan! Di sana anak-anak bisa berinteraksi sepuasnya dengan berbagai jenis anjing. Gemas sekali. 😍😍 Kami memang tidak memiliki hewan peliharaan di rumah. Bukan karena alasan kebersihan, tapi karena kami tahu kami belum mampu merawat mereka dengan cinta dan perhatian yang cukup. Kalau hanya sekedar dikurung dan diberi makan cukup, alangkah kasiannya mereka nanti. Oya, tahukah Anda bahwa kegiatan memelihara hewan adalah salah satu kegiatan yang baik utk mengajarkan sikap empati pada anak? Dengan mendidik mereka untuk merawat dan memperhatikan kebutuhan hewan peliharaan, sesungguhnya kita mengajarkan mereka agar punya kepekaan dan kesediaan untuk memikirkan kondisi pihak lain di luar dirinya. Kepekaan dan kesediaan peduli inilah yang akhirnya berkembang menjadi kemampuan berempati (kemampuan memahami kondisi orang lain dengan obyektif). Beda dengan simpati ya. Kalau simpati sifatnya lebih

MELATIH KEMAMPUAN BERPIKIR PRAKTIS DAN NEGOISASI SEJAK DINI

Sejak kecil anak sebaiknya dilatih untuk jadi problem solver yang baik. Sehingga, ketika berhadapan dengan masalah, ia tidak hanya sekedar bisa berkeluh kesah atau bahkan lari dari masalah. 2 kemampuan yang harus dikuasai oleh seorang problem solver agar mampu menghadapi konflik  adalah kemampuan berpikir praktis dan juga kemampuan negoisasi. Nah, bagaimana cara melatihnya? Namanya juga meLATIH, berarti anak harus sering LATIHan! Apabila anak terlalu sering dibantu. Jangan marahi dia ketika ia tumbuh jadi anak manja yg selalu memaksa orang lain memenuhi keinginannya. Apabila anak terlalu sering dikasihani. Jangan marahi dia ktika ia selalu minta tolong dan merasa ia tidak mampu melakukan apa apa. Jadi, ketika anak menghadapi kesulitan, JANGAN MEMBANTU atau MENAWARKAN BANTUAN. Namun: 1. Biarkanlah dulu. Beri ia waktu untuk berpikir dan mencoba menyelesaikan kesulitannya. 2. Jika ia sudah frustrasi dan meminta bantuan, ajak dia TERLIBAT dalam proses mencari solusi. Ajak dia berp

BAGAIMANA CARA SAYA AGAR TETAP BAHAGIA???

Bagaimana cara saya agar bisa tetap bahagia: , (1) Yang pertama adalah SELALU BERUSAHA DEKAT DENGAN HAL-HAL YANG BISA MEMBUAT SAYA MERASAKAN EMOSI POSITIF (rasa senang, nyaman, rileks, bersemangat, hingga perasaan dihargai)., , Apa saja hal-hal yg membuat emosi positif sy muncul: ❤ Kedekatan dgn Tuhan ❤ Quality time dgn keluarga/ teman dekat ❤ Berkarya/ produktif (yang ini akan saya jabarkan di lain kesempatan ya.) ❤ Membaca (buku, berita, hingga quote2 positif) ❤ Mendengarkan musik , , (2) MENJAUHI HAL-HAL YANG SAYA SADARI, BISA MEMBUAT SAYA MERASAKAN EMOSI NEGATIF (iri, marah, sedih, curiga, dsb). , Salah satunya adl menutup telinga serapat mungkin ketika ada kenalan, teman atau kerabat yg hobinya menggosipkan orang lain, atau mengeluh berkepanjangan tanpa ada itikad baik mencari solusi ataupun merubah kondisi., , Saya jg tidak berminat utk mengamati akun2 di media sosial yg kontennya adl curhatan, keluhan, hingga berita hoax dan gosip2 bermuatan negatif., , , Menurut saya, S

DALAM HIDUP INI TERKADANG ADA ...............

Ada yang bilang bahwa manusia adalah makhluk sosial. Itu sebabnya keterampilan bersosialisasi menjadi penting sekali dipelajari sejak dini. Tentang bagaimana bisa berinteraksi dengan orang lain, tanpa bingung bagaimana menjadi diri sendiri, serta dengan cukup piawai bisa beradaptasi dengan perilaku orang lain., , Kalau Anda mengamati, tipe2 orang yang dianggap supel dan pintar bersosialisasi., , Umumnya mereka mampu bersikap baik ketika diajak berinteraksi dengan org lain, namun mereka juga tidak mudah dipaksa menuruti keinginan org lain., , Mereka juga umumnya tidak mendominasi situasi karena mereka bisa menempatkan diri dan menghargai bahwa setiap orang punya porsi dan posisi masing2 dalam kelompok sosial. Mereka mampu menghargai argumen org lain, tapi mereka juga mampu mengeluarkan pendapat yang baik ketika diperlukan., , Mudah tidak? Sulit sekali. Apalagi jika keterampilan seperti ini memang bukan bawaan dari kepribadian kita., , Namun bisa dilatih tidak? Bisa. Asalkan ada niat

SIKAP RENDAH HATI (HUMBLE) & SIKAP TINGGI HATI (OVERBEARING)

-About Last Week- , Datanglah sepasang suami istri ke ruangan praktik saya. Sang istri nampak anggun dan si suami terlihat berwibawa. Dari cara berpakaiannya, keduanya terlihat lebih dari sekedar berkecukupan., , Sang istri sudah tidak lagi bekerja sejak menikah, namun memiliki bisnis warisan keluarga., Sang suami terbilang sukses dalam bisnisnya yang ia rintis sendiri sejak awal., , Sang istri berlatar belakang pendidikan s1 dalam kota, Sang suami memegang gelar dari universitas ternama di negri tetangga. , Namun yang menarik dari interaksi mereka di dalam ruangan saya adalah sikap ketika mendengarkan penjelasan dan masukan., , Sang istri cukup sering menyela ataupun menyanggah perkataan suami nya, dan tak jarang, beberapa kali jg menyanggah perkataan saya. Sang suami cukup aktif bertanya, dan cenderung berusaha memahami sudut pandang dari orang yg sedang menjelaskan., , Di penghujung sesi, ketika keduanya diberi tugas mencari alternatif solusi dan menuliskannya di at

TELAH BERJUANG DAN BERKORBAN DEMI KEBAIKAN ANAK?? ANDA YAKIN???

Kira-kira pertengahan tahun lalu, datanglah seorang Ibu berusia 40 tahunan. Beliau "dipaksa" oleh sekolah untuk datang berkonsultasi dengan saya perihal anak perempuannya yang berusia 9 tahun kepergok melakukan tindak bullying di sekolah. Padahal, menurut sang Ibu, anaknya baik baik saja di rumah. Tidak pernah ada masalah dan tidak pernah berbuat kasar pada orang lain., , Singkat cerita, mereka telah banyak menghabiskan waktu, tenaga dan uang untuk memberikan les, peralatan sekolah, hingga berbagai benda mahal lainnya yang menurut mereka berguna untuk pengembangan bakat minat si anak., , Dari ceritanya dan dari pengamatan saya, memang anak tersebut cerdas, ambisius, berprestasi namun tidak sabaran dan sombong., , Mengapa bisa demikian? Karena ternyata anak ini kehilangan banyak kesempatan untuk mengutarakan kelelahan, keberatan dan ketidaksukaannya di rumah. Bukan karena orang tuanya punya sosok militer, bukan! Melainkan karena org tuanya selalu menanamkan doktrin doktrin

LESS STRESS TRAVELING WITH TODDLER

Ketika saya mengatakan bahwa saya akan berangkat naik kereta 9 jam dan berdua saja dengan anak BALITA aktif, saya sering menerima tatapan atau ucapan "Good Luck Ya! Semoga trouble free dan ga stres selama di perjalanan" 😁😁. . Sedari anak sy berusia 8 bulan, sy beberapa kali melakukan perjalanan darat (kereta api) dan udara (pesawat) berdua. Iya, cuma berdua. Tanpa nanny, tanpa suami. Pokoknya tanpa bala bantuan. Yang terjauh saat itu adalah Manado - Jakarta (3.5 jam di dalam pesawat) di usianya yg baru 8 bulan. Sy tidak bahas banyak soal itu, kali ini topiknya soal toddler soalnya. . Menurut beberapa org tua yg sy ajak ngbrl, yang membuat traveling dgn toddler kadang menjadi stressful adalah karena mereka (1) Derajat keaktifannya TINGGI, dan (2) Beberapa diantaranya SULIT DIATUR. . Anak sy juga AKTIF (aktif nanya, aktif ngatur, aktif gerak) namun puji Tuhan, masih BISA diatur, meskipun tidak mudah namun jg tidak sulit. . Selama ini kunci utama sy ada di MEMPERSIA

SUKA MAIN DI ALAM = PUNYA KECERDASAN NATURALISTIK???

Siapa pernah mendengar istilah MULTIPLE INTELLIGENCE atau KECERDASAN MAJEMUK gagasan dari Howard Gardner? . Salah satu dari 9 kecerdasan majemuk adalah KECERDASAN NATURALISTIK. Banyak orang tua yang terlalu menyederhanakannya hingga salah kaprah menganggap bahwa anak suka main outdoor/ suka main di alam terbuka = punya kecerdasan naturalistik. . . Untuk bisa dikategorikan sebagai CERDAS NATURALISTIK, tidak hanya dilihat berdasarkan kesukaan main di alam. Mengapa? Karena kadang-kadang ketika anak main di alam, mereka hanya senang bereksplorasi karena tempatnya luas dan mereka bisa menyalurkan energinya. . . Atau, ada juga anak2 yg justru CERDAS BODILY-KINESTHETIC yg juga suka bermain di alam terbuka karena mereka bisa bereksplorasi dengan kegiatan fisik seperti berlari, melompat, memanjat, dsb. . . Salah satu karakteristik utama dari anak yang CERDAS NATURALISTIK adalah KEPEKAAN, KETERTARIKAN dan KESERIUSAN mereka dalam MENGAMATI dan MEMPELAJARI fenomena-fenomena yang ter

Cara Mendidik Anak Agar Sabar Menunggu Giliran Bicara

Hayooo siapa yang kalau lagi ngobrol sama teman/ pasangan lalu anaknya ngotot nanya sesuatu atau ngotot minta didengerin juga ceritanya? . Well, pertama2 Anda harus hilangkan dulu pikiran bahwa "Duh anakku emang annoying dan ga sabaran nih!" . Yang harus ada di benak Anda adalah, "WAH ini kesempatan bagus buat ajarin dia tentang how to TAKING TURNS in a CONVERSATION" . . Ketika mindset Anda berbeda maka sikap Anda pun berbeda. Dari seorang polisi pengatur manner menjadi seorang coach pelatih tata krama. Bedanya polisi dengan coach apa? Polisi fokus di memberi sanksi. Sedangkan coach fokusnya di melatih supaya mahir. Melatih dari yang tidak bisa jadi bisa. . . Setelah punya mindset seorang coach, kira2 begini triknya ketika anak sedang memotong pembicaraan: . 1. MEMBERI RESPON (bukan memberikan keinginan anak tapi hanya memberi respon positif). . Buat anak paham bahwa "MAMA/PAPA tahu kok kalau kamu lagi mau ngomong." Karena biasanya anak ngo

MENUMBUHKAN MOTIVASI BERSEKOLAH PADA ANAK

Sekolah adalah tempat untuk? Jawaban paling wajar dan umumnya adalah: MENIMBA ILMU dan BELAJAR BERSOSIALISASI. Setuju? Nah mari kita bahas satu-satu si tujuan mulia ini. Sekolah adalah tempat menimba ilmu. Jadi, kalau mau anak kita suka pergi ke sekolah otomatis dia harus suka dengan kegiatan menimba ilmu. Simplenya, anak harus punya 'rasa ingin tahu dan keinginan belajar yang TINGGI DAN LUAS'. Pada dasarnya semua anak sedari kecil itu penuh dengan rasa ingin tahu. Sejak lancar bicara mereka seringkali memberondong kita dengan pertanyaan "Kenapa kenapa kenapa dan kenapa?" Hanya saja, rasa ingin tahu ini terbatas hanya pada hal-hal yang ia minati. Nah tugas orang tua supaya rasa ingin tahu ini tetap tinggi dan semakin luas areanya, adalah dengan cara menjadikan suasana mencari ilmu dan informasi itu menjadi MENYENANGKAN. Kabar gembiranya, zaman sekarang mudah sekali, krn medianya sudah macam2. Tidak hanya buku cerita science yg gambarnya sudah bagus2, tapi video