Skip to main content

Ada gak sih menantu yang cocok sama mertua?






Ada gak menantu yang cocok sama mertua?

Ada! Namun definisi kecocokan ini,kembali lagi kepada persepsi masing-masing individu.
Ada menantu yang sering dinasehati tentang cara mengasuh anak, merasa cocok dengan mertuanya.
Ada juga menantu yang ketika mertuanya komentar 1x saja sudah merasa mertuanya melanggar teritori, lalu merasa tidak cocok dengan mertua.

Jadi definisi cocok sama mertua itu apa dong?

Pada dasarnya tidak ada satu pun menusia di dunia ini yang ketika sudah lama berinteraksi, itu tidak pernah cek cok atau tidak suka satu sama lain. Akan selalu ada konflik baik kecil ataupun besar dalam relasi antar 2 pribadi.
Cocok, atau bisa juga disebut akur. Menurut saya artinya, 2 pribadi ini mampu hiduo berdampingan dengan itikad baik satu sama lain, tanpa saling berusaha menjatuhkan/melukai satu sama lain.

YUK KITA BAHAS CIRINYA SATU-SATU

1. Mampu hidup berdampingan. Artinya masing-masing mampu menjaga suasana hubungan yang nyaman dan tidak mengganggu satu sama lain. Menjaga agar perilaku menantu tidak mengganggu kenyamanan hidup mertua,  begitu pula sebaliknya. Apa yang mertua lakukan sebaiknya tidak mengganggu kenyamanan keluarga anak dan menantunya.

2. Punya itikad baik. Artinya setiap kali melakukan sesuatu, didalam hati niatnya adalah baik. Jadi ketika mertua mengomentari cara kita mengasuh anak misalnya, yang niatnya supaya anak kita jadi anak yang tidak nakal, itu artinya ITIKADNYA BAIK loh, namun caranya mungkin kurang enak. begitu juga sebaliknya, ketika membawa anaknya ke dokter yang bukan rekomendasi mertua, yang niatnya supaya cucu cepat sembuh, mertua sebaiknya melihat ITIKAD BAIK sang menantu.

Jadi ketika keduanya pada dasarnya beritikad baik maka kecocokan/keakuran kemungkinan besar akan tercipta. Tinggal memodifikasi cara pandang dan cara bicara saja.

3. Tidak saling berusaha menjatuhkan/melukai satu sama lain. Bukan hanya tentang menjatuhkan/melukai secara fisik, namun juga secara emosional. Agar terjadi kecocokan, maka kedua belah pihak biasanya tidak berusaha menghancurkan "IMAGE" pihak yang lain.
Ciri yang ini berkaitan erat dengan ciri yang kedua. Apabila itkadnya memang baik, berarti juga tidak ada niat untuk melukai satu sama lain, maka ketika percekceokan terjadi, kedua belah pihak akan punya niatan baik untuk kembali hidup berdampingan setelah konflik selesai.

Kalau Hanya Salah Satu Pihak (misalnya, menantu saja) Yang Punya Itikad Baik, Bagaimana Dong?
Apakah Perlu Tidak Cocok Sama Mertua Supaya Rumah Tangga Jadi Harmonis, dan Kehidupan Keluarga Jadi Bahagia?

Menurut saya keharmonisan dan kebahagiaan keluarga kecil Anda tidak ditentukan leh hubungan Anda dengan mertua. Namun ditentukan oleh Anda dan Pasangan. Ketika Anda dan pasangan mampu saling mengasihi, menghargai, memahami, dan mendengarkan satu sama lain, maka rumah tangga anda akan harmonis dan anda keluarga bahagia.
Dengan kata lain, belajarlah menghargai dan memahami posisi pasangan sebagai anak dari mertua Anda, dengan tidak membuat dia kesulitan akibat terjepit ditengah-tengah prahara antara ANDA dan MERTUA.
Begitu juga sebaliknya, Anda menunjukkan bahwa Anda mengasihi dan mau mendengarkan isi hati pasangan, dengan cara tidak membiarkan pasangan Anda terdesak dan tertekan sendirian oleh karena keberadaan orangtua Anda.
Apabila suami istri sudah bersepakat dan mampu menunjukkan sikap sikap tersebut, maka ketika mereka berhadapan dengan mertua yang mungkin tidak ada itikad baik, maka keduanya akan mampu:
1. Saling menguatkan dan saling mengingatkan untuk tetap mampu menghormati dan mengasihi orangtua sebagaiman yang memang harus mengurus anak lakukan sebagai wujud bakti kita kepada orangtua.
2. Saling berdiskusi mencari cari komunikasi/bersikap yang paling efektif ketika mertua sedang menunjukkan perilaku yang bertentangan dengan norma keluarga kecil Anda


KUNCINYA DI HUBUNGAN SUAMI ISTRI DONG?

Exactly! Terutama di area KOMUNIKASI.

Anda dan pasangan anda harus belajar mengkomunikasikan isi hati masing-masing dengan baik, sampai kalian betul-betul mengerti kesenangan, kesulitan, dan keberatan maisng-masing.
setelah itu, ambil kesepakatan tentang posisi mertua dan aturannya terhadap keluarga anda.
Jangan lupa buat kesepakatan/keputusan yang bijaksana yang tidak merugikan pihak mana pun (Anda, Pasangam dan Mertua)
Jangan pernah memaksakan keputusan yang berat sebelah, karena akan berpotensi menyakiti hati salah satu pihak.
Ketika ada satu pihak yang memendam sakit hati kedepannya akan ada banyak masalah-masalah kompleks yang akan muncul.

Berikut ini Kumpulan Tips dari Para Menantu yang Merasa Bisa Cocok dengan Mertua Mereka

1. Setiap tabrakan terjadi karena pembawa mobil tidak jaga jarak aman. Jada jarak dan hormati area privat masing-masing. Selama hal ini dipatuhi makan akan aman dari tabrakan (berantem)

2. Tentunya kita mau anak kita hormat pada kita dan mertuanya. Kita adalah role model untuk anak.

3. Jika terjadi beda pendapat, ingat lebih penting memenangkan relationship daripada argumen kita.

4. Selalu ingat bahwa berkat dari yang Maha Kuasa akan diturunkan apabila ada kerukunan.
(Irene Guntur - Jakarta)

Gak ada yang namanya cocok klop 100%. Semua kecocokan itu harus dicari dan diusahakan oleh kedua belah pihak. 
(Lawrensia - Jakarta)


Saya hampir tiap haru bertemu mertua. Saya menganggap dia sebagai teman. Jadi seperti tempat curhat/ngobrol. Apalagi mama kandung saya lokasinya jauh dari tempat tinggal saya.
Ketika mertua mulai agak mencampuri, saya tanamkan asumsi dikepala saya mertua saya perhatian. Bagi saya tak apalah, mertua bawel sedikit. Yang terpenting saya menjaga hati dan pikiran agar tetap positif.
Ketika sudah mulai  merasa jengkel segera cari pengalihan supaya bisa melupakan.
(Monica - Surabaya)

Saya tinggal dengan mertua atas permintaan beliau. Adaptasi awal agak "alot". Namun lambat laun, komunikasi membaik. Memang butuh usaha dari kedua pihak. Sulit namun bukan berarti tidak mungkin. 
(Vallen Ayu - Jakarta)


Ini prinsip yang saya dan istri saya tanamkan dalam benak kami:
1. Sejak kita menikah (bukan lagi 2 tapi 1), maka mertua kita adalah orangtua kita dan kita harus menghormati orangtua sesuai perintah Tuhan.
2. Sebuah pernikahan adalah dimana laki-laki akan meninggalkan ayah ibunya dan bersatu dengan istrinya. So, suami istri harus bersepakata bagaimana menghandle hal ini dengan baik. Aku percaya jiak hubungan suami istri harmonis, akan mempermudah hubungan kita dengan mertua.
3. Suami istri tetap harus mempunyai prinsip kebenaran/garis lurus yang tidak boleh dilanggar baik itu oleh mertua.
4. Jika kita menghadapi keadaan yang tidak baik, selalu usahakan perdamaian, tinggalkan ke "Aku" an kita. Berdoalah agar Tuhan serta dan tolong.
5. Mencari social support yang benar. Cari teman/komunitas yang bisa membantu kita mempraktekkan hal-hal diatas.

#positiveparenting
#parenting
#parentingtips
#fatherhood
#motherhood
#ayahhebat
#infoparenting
#infopengasuhan
.
#motherlove
#orangtuahebat
#disiplinanak
#keluarga 
#keluargaindonesia
#polaasuh
#anakhebatindonesia
#anakbundaindonesia
#tipsbunda
#belajarparenting
.
.
#tipsorangtua
#anakanak
#keluargabahagia
#orangtuaku
#parentingwithlove
#anakpapamama
#parentinglife
#ayahibuanak
#parentinginspiration
#parentingideas

Comments

Popular posts from this blog

Orangtua dan Anak Saya Memancing Kemarahan Saya!

Ingin rasanya saya bentak mertua saya. Sulit sekali diberi tahu. Sudah dibilang anak saya tidak boleh dibelikan mainan dulu, tidak boleh jajan es krim dulu. Diam-diam dia beri es krim. Dia ajari anak saya untuk sembunyi-sembunyi beli mainan di belakang saya. Lalu, ketika suami saya sudah janji mau jalan-jalan bersama sore ini. Mumpung ia tidak lembur. Mertua saya tahu itu dan mulai berulah mencari perhatian. Dia mengatakan bahwa perutnya tidak enak dan butuh periksa ke dokter. Batal deh rencana kami sore itu. Akhirnya anak saya merengek karena tidak jadi pergi jalan-jalan. Lagi-lagi mertua bertingkah seperti pahlawan, mengatakan bahwa besok akan dibelikan mainan jika anak saya berhenti menangis. Oh wow! Sungguh luar biasa. Saya tak kuasa lagi menahan jengkel, akhirnya saya masuk kamar dan membanting pintu. Saya biarkan suami saya mengurus anak dan mertua saya itu. - Ny. S - Anak saya berulah lagi. Sudah diberi tahu berkali-kali bahwa makan harus duduk, dan tidak boleh mem...

JANGAN HANYA MENYEKOLAHKAN ANAK DI SEKOLAH BERGENGSI, TAPI DIDIKLAH ANAK AGAR PUNYA HAL INI!

Dalam bekerja saya selalu berusaha memberikan yg terbaik. Ketika menangani klien, membuat laporan psikologis, maupun  membuat materi/ modul workshop parenting, saya memilih untuk memberikan yang terbaik versi saya. Itulah sebabnya ketika mendelegasikan tugas atau bekerja sama dengan orang lain, saya punya ekspektasi orang tersebut juga berusaha yang terbaik. Bagi saya cara bekerja setiap orang boleh berbeda. Dan saya cenderung tidak menilai seseorang dari cara kerjanya. Ada yang banyak bicara atau bernyanyi/ bersenandung ketika bekerja. Ada pula yang khusyuk serius tapi ritme kerjanya pelan. Saya biasanya bisa memakluminya. Yang sulit saya maklumi adalah ketika mereka bekerja "asal selesai", "asal jadi" atau "sekedarnya". Saya sulit memaklumi mereka yang enggan melakukan yang terbaik yang mereka bisa. "Etos kerja" demikian istilahnya. Sebuah sikap bekerja yang sifatnya internal, berasal dari dalam diri seseorang. Bukan karena iming2 prof...

ANAK BARU SAJA PULANG SEKOLAH, JANGAN LAKUKAN 3 HAL INI

Kondisi fisik dan psikologis anak sepulang sekolah sebetulnya hampir serupa dengan kondisi fisik dan psikologis orang dewasa yang pulang bekerja. Biasanya mereka merasa lelah, penat, dan ingin rehat dari aturan, tuntutan dan kewajiban. Tak sedikit juga yang punya keinginan untuk segera berbagi cerita atau perasaan kepada orang terdekat. Oleh sebab itu, ketika anak pulang sekolah sebaiknya jangan lakukan 3 hal ini: 1. MEMBERONDONG dengan pertanyaan tentang PR, tugas, deadline, dan lainnya yang berkaitan dengan tanggung jawab sekolah. 2. MEMAKSA mereka bercerita tentang sekolah. 3. MEMAKSA mereka melakukan kegiatan yang bersifat TANGGUNG JAWAB/ KEWAJIBAN yang berat (butuh waktu lebih dari 5-10 menit). Pada prinsipnya tidak semua anak rumusnya sama. Oleh sebab itu Anda perlu memahami kondisi anak Anda. Ketika mereka pulang sekolah, amati dulu, apakah mereka terlihat lelah? Apakah mereka terlihat tidak ingin bercerita? Apakah mereka terlihat ingin beristirahat dan tidak mau diganggu?...