Skip to main content

BISAKAH SAYA JADI IBU YANG BAHAGIA?

Benarkah bahagia itu sederhana?
Di era teknologi seperti sekarang, dimana kita dapat dengan sangat mudah mengamati kehidupan orang lain, menjadi bahagia tidak lagi sesederhana dulu.
Baru saja ingin bahagia, tiba2 muncul foto teman lama di timeline kita yang mendadak lebih berhasil dari kita.
Baru saja merasa bahagia, tiba2 seorang teman berkomentar di foto kita dan membuat perasaan kita menjadi tidak enak.
Banyak orang paham bahwa menjadi bahagia tergantung kepada cara berpikir kita memandang kehidupan. Namun di era teknologi informasi seperti ini, begitu banyak hal2 yang dengan mudah merasuki cara kita memandang kehidupan. Berita, opini, etalase media sosial, hingga cuitan dan komentar-komentar relasi dan kerabat bisa dengan mudahnya mengaduk2 isi pikiran kita.
Bagaimana cara saya agar bisa tetap bahagia:
(1) Yang pertama adalah SELALU BERUSAHA DEKAT DENGAN HAL-HAL YANG BISA MEMBUAT SAYA MERASAKAN EMOSI POSITIF (rasa senang, nyaman, rileks, bersemangat, hingga perasaan dihargai).
Apa saja hal-hal yg membuat emosi positif sy muncul:
❤ Kedekatan dgn Tuhan
❤ Quality time dgn keluarga/ teman dekat
❤ Berkarya/ produktif (yang ini akan saya jabarkan di lain kesempatan ya.)
❤ Membaca (buku, berita, hingga quote2 positif)
❤ Mendengarkan musik
(2) MENJAUHI HAL-HAL YANG SAYA SADARI, BISA MEMBUAT SAYA MERASAKAN EMOSI NEGATIF (iri, marah, sedih, curiga, dsb).
Salah satunya adl menutup telinga serapat mungkin ketika ada kenalan, teman atau kerabat yg hobinya menggosipkan orang lain, atau mengeluh berkepanjangan tanpa ada itikad baik mencari solusi ataupun merubah kondisi.
Saya jg tidak berminat utk mengamati akun2 di media sosial yg kontennya adl curhatan, keluhan, hingga berita hoax dan gosip2 bermuatan negatif.
Menurut saya, SENANG itu sederhana, tapi BAHAGIA tidak. Karena utk menjadi orang dewasa yg punya banyak tantangan hidup dan bisa benar-benar bahagia, sungguh dibutuhkan kematangan dlm merespon banyak situasi. Ia harus dewasa & bijaksana dlm menyikapi setiap peristiwa baik dan buruk dalam hidupnya. Dan kita semua tahu, bahwa upaya utk menjadi orang bijak/dewasa jelas tidak mudah/ simple/ sederhana.
Meskipun tdk sederhana, jelas kebahagiaan itu hrs diusahakan utk bs dicapai, bukan? Nah, cara2 yang praktis dan sederhana tadi lah yg sy coba lakukan setiap hari, untuk tetap bisa merasa bahagia, meskipun sedang ada kondisi yg tidak membahagiakan.
Ini versi saya lho ya. Tiap orang berhak punya versi yang berbeda. Karena tiap orang itu unik, baik secara karakter kepribadian, pola berpikir maupun pengalaman hidupnya. Yang terpenting, kita yang bertanggung jawab atas kebahagiaan sendiri. Dan kita juga tidak punya hak mencampuri kebahagiaan org lain.
Mengutip kata sahabat saya "Mind your own business, screw other's negativity!" ,
Lantas, bagaimanakah cara Anda membuat bahagia Anda menjadi sederhana? Please share di kolom komentar ya.
Akhir kata, selamat berjuang agar bisa bahagia yaa untuk kita semua. Cheers 壟

#positiveparentingchallenge
#positiveparenting
#parenting
#parentingtips
#parentinglife
#fatherhood
#motherhood
#ayahhebat
#infoparenting
#infopengasuhan

#motherlove
#orangtuahebat
#disiplinanak
#keluarga
#keluargaindonesia
#polaasuh
#anakhebatindonesia
#anakbundaindonesia
#tipsbunda
#belajarparenting

#tipsorangtua
#anakanak
#keluargabahagia
#orangtuaku
#parentingwithlove
#anakpapamama
#ayahibuanak
#parentinginspirations
#parentingideas

Comments

Popular posts from this blog

Orangtua dan Anak Saya Memancing Kemarahan Saya!

Ingin rasanya saya bentak mertua saya. Sulit sekali diberi tahu. Sudah dibilang anak saya tidak boleh dibelikan mainan dulu, tidak boleh jajan es krim dulu. Diam-diam dia beri es krim. Dia ajari anak saya untuk sembunyi-sembunyi beli mainan di belakang saya. Lalu, ketika suami saya sudah janji mau jalan-jalan bersama sore ini. Mumpung ia tidak lembur. Mertua saya tahu itu dan mulai berulah mencari perhatian. Dia mengatakan bahwa perutnya tidak enak dan butuh periksa ke dokter. Batal deh rencana kami sore itu. Akhirnya anak saya merengek karena tidak jadi pergi jalan-jalan. Lagi-lagi mertua bertingkah seperti pahlawan, mengatakan bahwa besok akan dibelikan mainan jika anak saya berhenti menangis. Oh wow! Sungguh luar biasa. Saya tak kuasa lagi menahan jengkel, akhirnya saya masuk kamar dan membanting pintu. Saya biarkan suami saya mengurus anak dan mertua saya itu. - Ny. S - Anak saya berulah lagi. Sudah diberi tahu berkali-kali bahwa makan harus duduk, dan tidak boleh mem...

JANGAN HANYA MENYEKOLAHKAN ANAK DI SEKOLAH BERGENGSI, TAPI DIDIKLAH ANAK AGAR PUNYA HAL INI!

Dalam bekerja saya selalu berusaha memberikan yg terbaik. Ketika menangani klien, membuat laporan psikologis, maupun  membuat materi/ modul workshop parenting, saya memilih untuk memberikan yang terbaik versi saya. Itulah sebabnya ketika mendelegasikan tugas atau bekerja sama dengan orang lain, saya punya ekspektasi orang tersebut juga berusaha yang terbaik. Bagi saya cara bekerja setiap orang boleh berbeda. Dan saya cenderung tidak menilai seseorang dari cara kerjanya. Ada yang banyak bicara atau bernyanyi/ bersenandung ketika bekerja. Ada pula yang khusyuk serius tapi ritme kerjanya pelan. Saya biasanya bisa memakluminya. Yang sulit saya maklumi adalah ketika mereka bekerja "asal selesai", "asal jadi" atau "sekedarnya". Saya sulit memaklumi mereka yang enggan melakukan yang terbaik yang mereka bisa. "Etos kerja" demikian istilahnya. Sebuah sikap bekerja yang sifatnya internal, berasal dari dalam diri seseorang. Bukan karena iming2 prof...

ANAK BARU SAJA PULANG SEKOLAH, JANGAN LAKUKAN 3 HAL INI

Kondisi fisik dan psikologis anak sepulang sekolah sebetulnya hampir serupa dengan kondisi fisik dan psikologis orang dewasa yang pulang bekerja. Biasanya mereka merasa lelah, penat, dan ingin rehat dari aturan, tuntutan dan kewajiban. Tak sedikit juga yang punya keinginan untuk segera berbagi cerita atau perasaan kepada orang terdekat. Oleh sebab itu, ketika anak pulang sekolah sebaiknya jangan lakukan 3 hal ini: 1. MEMBERONDONG dengan pertanyaan tentang PR, tugas, deadline, dan lainnya yang berkaitan dengan tanggung jawab sekolah. 2. MEMAKSA mereka bercerita tentang sekolah. 3. MEMAKSA mereka melakukan kegiatan yang bersifat TANGGUNG JAWAB/ KEWAJIBAN yang berat (butuh waktu lebih dari 5-10 menit). Pada prinsipnya tidak semua anak rumusnya sama. Oleh sebab itu Anda perlu memahami kondisi anak Anda. Ketika mereka pulang sekolah, amati dulu, apakah mereka terlihat lelah? Apakah mereka terlihat tidak ingin bercerita? Apakah mereka terlihat ingin beristirahat dan tidak mau diganggu?...