Skip to main content

MANFAAT WISATA RUMAH HEWAN

Juli lalu saya sempat mengunjungi wisata Rumah Guguk di kawasan Bandung. Areanya sangat menyenangkan!
Di sana anak-anak bisa berinteraksi sepuasnya dengan berbagai jenis anjing. Gemas sekali. 😍😍

Kami memang tidak memiliki hewan peliharaan di rumah. Bukan karena alasan kebersihan, tapi karena kami tahu kami belum mampu merawat mereka dengan cinta dan perhatian yang cukup. Kalau hanya sekedar dikurung dan diberi makan cukup, alangkah kasiannya mereka nanti.

Oya, tahukah Anda bahwa kegiatan memelihara hewan adalah salah satu kegiatan yang baik utk mengajarkan sikap empati pada anak?

Dengan mendidik mereka untuk merawat dan memperhatikan kebutuhan hewan peliharaan, sesungguhnya kita mengajarkan mereka agar punya kepekaan dan kesediaan untuk memikirkan kondisi pihak lain di luar dirinya.

Kepekaan dan kesediaan peduli inilah yang akhirnya berkembang menjadi kemampuan berempati (kemampuan memahami kondisi orang lain dengan obyektif). Beda dengan simpati ya. Kalau simpati sifatnya lebih subyektif.

Oleh karena itulah kemarin saat ke Rumah Guguk saya tak lupa membantu anak saya belajar bagaimana caranya memeluk anjing-anjing pudel yang menggemaskan agar mereka tak kesakitan. Atau bagaimana caranya mendekati binatang2 ini agar mereka merasanya nyaman dan tidak ketakutan.
Dan tak ketinggalan, saya juga ingatkan untuk tidak memaksa anjing2 yang tidak mau difoto.

Butuh adaptasi memang. Namun saya ajari perlahan hingga akhirnya ia bisa mendekati anjing2 dengan santai dan memeluk mereka dengan tidak terlalu erat.

Well, bagi Anda yang juga seperti saya, belum siap memelihara hewan, namun mau mengajarkan anak kemampuan berempati seperti tadi, silahkan mampir ke jenis tempat wisata seperti Rumah Guguk tadi. Very recommended!

We'll definitely back again someday!!

#parenting
#tipsparenting
#psikologanak
#psikologremaja
#psikologklinis
#psikologperkembangan
#konselorpolaasuh
#infopengasuhan

Comments

Popular posts from this blog

Orangtua dan Anak Saya Memancing Kemarahan Saya!

Ingin rasanya saya bentak mertua saya. Sulit sekali diberi tahu. Sudah dibilang anak saya tidak boleh dibelikan mainan dulu, tidak boleh jajan es krim dulu. Diam-diam dia beri es krim. Dia ajari anak saya untuk sembunyi-sembunyi beli mainan di belakang saya. Lalu, ketika suami saya sudah janji mau jalan-jalan bersama sore ini. Mumpung ia tidak lembur. Mertua saya tahu itu dan mulai berulah mencari perhatian. Dia mengatakan bahwa perutnya tidak enak dan butuh periksa ke dokter. Batal deh rencana kami sore itu. Akhirnya anak saya merengek karena tidak jadi pergi jalan-jalan. Lagi-lagi mertua bertingkah seperti pahlawan, mengatakan bahwa besok akan dibelikan mainan jika anak saya berhenti menangis. Oh wow! Sungguh luar biasa. Saya tak kuasa lagi menahan jengkel, akhirnya saya masuk kamar dan membanting pintu. Saya biarkan suami saya mengurus anak dan mertua saya itu. - Ny. S - Anak saya berulah lagi. Sudah diberi tahu berkali-kali bahwa makan harus duduk, dan tidak boleh mem

Parenting Life

Pengalaman praktik selama bertahun-tahun mengajari saya bahwa ketika kita sudah menikah dan masih membawa sifat egois dalam relasi kita dengan pasangan dan anak, maka harapan bahwa rumah tangga harmonis bisa tercipta, hanya akan jadi mimpi belaka., , Menikah alias membangun rumah tangga, artinya harus ada keinginan dari kedua belah pihak untuk sama-sama menyesuaikan diri baik dalam hal waktu, keuangan, perasaan, gaya hidup, kebiasaan, hobi, dsb., , Berusaha menyesuaikan dengan kondisi dan perasaan pasangan, supaya apa yang kita rasa perlu dan menyenangkan, tidak membawa dampak negatif bagi diri pasangan dan anak-anak., , Berusaha menyeimbangkan antara kesukaan kita dengan keberatan pasangan. Begitu pula sebaliknya., , Tidak mudah. Apalagi jika di antara suami/ istri masih menyimpan masalah2 psikologis yang mereka bawa sejak sebelum menikah, yang mengakibatkan mereka kesulitan beradaptasi dan bernegoisasi secara positif dengan orang lain., , Hey, dalam sebuah pernikahan di

N.A.W.O. (NO ACTION WRITE ONLY)

Sebelum bulan Januari berakhir, saya kira topik resolusi awal tahun masih bisa dikatakan hangat lah ya 😁, , 1 bulan terakhir ini, sebagian besar resolusi awal tahun yang saya buat, sudah mulai saya jalankan. Ada yang 10% berjalan, ada yg 30% berjalan, ada yang 75% berjalan. Semuanya di bidang pekerjaan., , Yang berjalannya 0% ada ga? Masih ada sayangnya, yaitu di bagian kesehatan (jalan pagi/ olahraga rutin/ berhenti ngopi/ minum air putih 2 liter per hari). Semuanya masih blum ada yang dimulai 🤦‍♀️ Terlihat ya, fokus dan prioritas sy dimana saat ini. Dan tolong jangan ditiru. Ini contoh yg jelek sekali., , Saat sy merenung tadi malam, sambil berencana mengisi agenda kerja minggu depan, sy baru sadar bahwa MINGGU INI ISI AGENDA SAYA KOSONG. Seolah sy tidak ada kegiatan apapun. Padahal, badan ini sudah mau remuk karena berhasil menyelesaikan beberapa deadline tugas., , 2 minggu sebelumnya, AGENDA SAYA SEMINGGU TERISI PENUH. Padat dengan catatan, namun beberapa catatan lalu