Ketika saya mengatakan bahwa saya akan berangkat naik kereta 9 jam dan berdua saja dengan anak BALITA aktif, saya sering menerima tatapan atau ucapan "Good Luck Ya! Semoga trouble free dan ga stres selama di perjalanan" 😁😁.
.
Sedari anak sy berusia 8 bulan, sy beberapa kali melakukan perjalanan darat (kereta api) dan udara (pesawat) berdua. Iya, cuma berdua. Tanpa nanny, tanpa suami. Pokoknya tanpa bala bantuan. Yang terjauh saat itu adalah Manado - Jakarta (3.5 jam di dalam pesawat) di usianya yg baru 8 bulan. Sy tidak bahas banyak soal itu, kali ini topiknya soal toddler soalnya.
.
Menurut beberapa org tua yg sy ajak ngbrl, yang membuat traveling dgn toddler kadang menjadi stressful adalah karena mereka
(1) Derajat keaktifannya TINGGI, dan
(2) Beberapa diantaranya SULIT DIATUR.
.
Anak sy juga AKTIF (aktif nanya, aktif ngatur, aktif gerak) namun puji Tuhan, masih BISA diatur, meskipun tidak mudah namun jg tidak sulit.
.
Selama ini kunci utama sy ada di MEMPERSIAPKAN ANAK. Jadi bukan cuma mamanya yg siap2 dan membayangkan di perjalanan akan spt apa dan harus bawa apa. Toddler ini juga harus diajak MEMPERSIAPKAN DIRINYA. Persiapan yg spt apa? Ini dia yg sy lakukan minimal 3-5 hari sebelum hari H keberangkatan:
.
1. PERSIAPAN FISIK (Dijaga dan diajari yaaa anaknya jangan sampai sakit atau kurang istirahat waktu di perjalanan. Ini penting banget. Vitamin dan air putih yg banyak plus jam tdr yg teratur baik selama masa persiapan).
.
2. PERSIAPAN KOGNITIF/ PENGETAHUAN (Ajari anak tentang suasana di perjalanan. Ada apa saja. Apa fun nya dan apa bahayanya. Apa rules slama di perjalanan. Terusss diulang-ulang dalam suasana bercerita, bukan dlm setting menasehati.).
.
3. PERSIAPAN SOSIO-EMOSIONAL.
Latih kedekatan dan kekompakan Anda dengan anak. Sehingga selama di perjalanan, toddler ini satu tim dengan Anda sebagai TRAVEL PARTNER. Nah! Yang namanya melatih kekompakan ga bisa mendadak dilakukan 1-2 hari ya. Anda harus biasakan diri dekat dgn anak. Saran saya, sebelum traveling berdua, latih kekompakan Anda dan anak dulu untuk bisa pergi berdua saja, di 3 situasi berikut ini:
A) Belanja BULANAN keperluan rumah tangga. Bulanan lho ya. Jadi, banyak ya belanjaannya, ga cuma tissue 1 dan cookies 2
.
(B) Makan di restoran fast food yang cukup ramai. Bisa ga anak jadi partner Anda mulai dari proses memesan, membayar, membawa makanan hingga mencari tempat duduk. .
(C) Ajak anak menemani orang tua (tidak hanya menemani secara fisik, tapi juga mengamati dan membantu orang tua) dalam melakukan kegiatan penting seperti misalnya: pergi ke bank, pergi mengirim paket ke ekspedisi, pergi mengisi bensin, dan sejenisnya..
.
.
Berlatihlah terus sampai Anda dan anak mampu melakukannya dengan kompak. Kompak artinya anak mau dan mampu mengikuti arahan Anda.
.
.
Caranya? Kalau sy ya kembali lagi ke 3 tahap persiapan tadi yaitu:
1. fisik (jangan pas anak lapar atau ngantuk),
2. kognitif (dijelasin dulu nanti ada apa, mau apa),
3. sosio-emosional (Bangun kedekatan Anda dengan anak sebelum Anda berangkat. Jangan cuma seperti bos yang mau brangkat, bilang mau ini mau itu dan mendadak perintah2 anak semau kita. Simplenya, ajak anak menemani Anda dan pastikan dia happy dan mau menemani Anda atas keinginannya sendiri. Bukan karena terpaksa mengikuti jadwal dan keinginan Anda.)
Comments
Post a Comment
Dear, Maria, M.Psi.