Sejak kecil anak sebaiknya dilatih untuk jadi problem solver yang baik. Sehingga, ketika berhadapan dengan masalah, ia tidak hanya sekedar bisa berkeluh kesah atau bahkan lari dari masalah.
2 kemampuan yang harus dikuasai oleh seorang problem solver agar mampu menghadapi konflik adalah kemampuan berpikir praktis dan juga kemampuan negoisasi.
Nah, bagaimana cara melatihnya? Namanya juga meLATIH, berarti anak harus sering LATIHan!
Apabila anak terlalu sering dibantu. Jangan marahi dia ketika ia tumbuh jadi anak manja yg selalu memaksa orang lain memenuhi keinginannya.
Apabila anak terlalu sering dikasihani. Jangan marahi dia ktika ia selalu minta tolong dan merasa ia tidak mampu melakukan apa apa.
Jadi, ketika anak menghadapi kesulitan, JANGAN MEMBANTU atau MENAWARKAN BANTUAN. Namun:
1. Biarkanlah dulu. Beri ia waktu untuk berpikir dan mencoba menyelesaikan kesulitannya.
2. Jika ia sudah frustrasi dan meminta bantuan, ajak dia TERLIBAT dalam proses mencari solusi. Ajak dia berpikir lewat diskusi. Atau, ajak dia membantu Anda saat Anda menyelesaikan masalahnya.,
CONTOH (kisah nyata):
Andi bertengkar dengan Rudi karena mau mainan yang sama. Andi lapor pada mamanya.
Lalu mamanya berkata, "Mama tahu Andi temannya Rudi dan Rudi temannya Andi. Kalian berteman dan kalian juga sudah besar. Jadi mama percaya pasti kalian bisa pikirkan cara supaya mainnya jadi seru dan ga rebutan.",
Andi lalu berusaha negoisasi dengan Rudi dan akhirnya mereka main bersama kembali.
Well, berapa banyak dari kita yang ketika membaca skenario di atas, berpikir bahwa kita sebaiknya turun tangan dan menjadi mediator bagi mereka?
Atau kita mungkin sebaiknya menasehati lalu mencarikan jalan keluar untuk mereka?
Semoga setelah membaca tulisan ini, ada ide teknik pengasuhan yang baru bagi anak-anak Anda sekalian ya 😊
Selamat beraktivitas
#parenting
#tipsparenting
#psikologanak
#psikologremaja
#psikologklinis
#psikologperkembangan
#konselorpolaasuh
#infopengasuhan
Comments
Post a Comment
Dear, Maria, M.Psi.