Skip to main content

N.A.W.O. (NO ACTION WRITE ONLY)



Sebelum bulan Januari berakhir, saya kira topik resolusi awal tahun masih bisa dikatakan hangat lah ya 😁,
,
1 bulan terakhir ini, sebagian besar resolusi awal tahun yang saya buat, sudah mulai saya jalankan. Ada yang 10% berjalan, ada yg 30% berjalan, ada yang 75% berjalan. Semuanya di bidang pekerjaan.,
,
Yang berjalannya 0% ada ga? Masih ada sayangnya, yaitu di bagian kesehatan (jalan pagi/ olahraga rutin/ berhenti ngopi/ minum air putih 2 liter per hari). Semuanya masih blum ada yang dimulai 🤦‍♀️ Terlihat ya, fokus dan prioritas sy dimana saat ini. Dan tolong jangan ditiru. Ini contoh yg jelek sekali.,
,
Saat sy merenung tadi malam, sambil berencana mengisi agenda kerja minggu depan, sy baru sadar bahwa MINGGU INI ISI AGENDA SAYA KOSONG. Seolah sy tidak ada kegiatan apapun. Padahal, badan ini sudah mau remuk karena berhasil menyelesaikan beberapa deadline tugas.,
,
2 minggu sebelumnya, AGENDA SAYA SEMINGGU TERISI PENUH. Padat dengan catatan, namun beberapa catatan lalu dipindah ke minggu minggu berikutnya, alias, rencana tsb hanya tercatat saja namun gagal terealisasi. Penyebab utamanya? Prokrastinasi, keinginan bersosialisasi hingga buruknya perhitungan waktu.,
,
Well, berapa banyak dari kita yang seringkali menulis rencana namun gagal merealisasikannya? Semoga tidak. Namun saya yakin, tidak sedikit yang pernah mengalami kejadian serupa.,
,
Lantas apa solusinya? 
Rekan saya @garvingoei pernah menulis dalam salah satu artikelnya berjudul "Mengatasi kebiasaan menunda pekerjaan: Kalau bisa selesai dalam 2 menit, lakukan!",
,
Setelah membaca artikel tersebut dan berdasarkan analisa pengalaman sy minggu ini, bahwa apabila pekerjaan bisa Anda lakukan dalam waktu singkat, (kalau dalam prinsip saya, singkat berarti kurang dari 10-15 menit), maka sebaiknya

Setelah membaca artikel tersebut dan berdasarkan analisa pengalaman sy minggu ini, bahwa apabila pekerjaan bisa Anda lakukan dalam waktu singkat, (kalau dalam prinsip saya, singkat berarti kurang dari 10-15 menit), maka sebaiknya SEGERA DILAKUKAN bukan SEGERA DICATAT UNTUK DILAKUKAN.,
,
Nah pekerjaan pekerjaan yg (1) membutuhkan waktu yang cukup lama, atau (2) membutuhkan waktu sebentar tapi baru bisa dilakukan di lain waktu atau tempat; itulah yang sebaiknya Anda catat di Agenda atau di To Do List.,
,
Percayalah! To do list yg panjang memang membantu Anda mengingat semua yg ingin Anda lakukan. Tapi ketika Anda melihat daftar yg terlalu panjang, kemungkinan Anda akan merasa 'exhausted' atau 'tertekan' lebih dulu, yang malahan bisa menyebabkan Anda kehilangan semangat untuk beraktivitas.,
,
Atau bisa juga anda mendadak menjadi kesulitan untuk fokus karena merasa dihadapkan pada terlalu banyak opsi untuk dikerjakan. Akibatnya, alih-alih mengerjakan to do list, Anda malah merasa membutuhkan waktu rehat sejenak krn merasa overload. Akhirnya, lagi-lagi to do list tetap menumpuk.,
,
Semoga sharing ini berguna, terutama untuk mama2 yang konon katanya dituntut agar bisa multitasking dalam kesehariannya. Silahkan dipraktekkan tips super praktisnya. Semoga bermanfaat. Dan jika memang bermanfaat, jangan lupa untuk diingat dan diwariskan ilmunya ke anak cucu kita. 😁 ,
,
Semoga setelah ini, kita semua FULL ACTION ya, jangan No Action Write Only, apalagi No Action Talk Only.,
,
Selamat malam dan selamat beristirahat! 😊


#parents #children #psychology#childpsychology #parentingstyle#toddler #happyfamily#psychologist#parentingstylecounselor#counselor #childpsychologist#parentinginfo #parentingtips#tipsparenting #infoparenting#psikologanak #konselorpolaasuh#polaasuh #pengasuhan#parenting #motherhood#fatherhood #konselor#tipspraktis

Comments

Popular posts from this blog

JANGAN HANYA MENYEKOLAHKAN ANAK DI SEKOLAH BERGENGSI, TAPI DIDIKLAH ANAK AGAR PUNYA HAL INI!

Dalam bekerja saya selalu berusaha memberikan yg terbaik. Ketika menangani klien, membuat laporan psikologis, maupun  membuat materi/ modul workshop parenting, saya memilih untuk memberikan yang terbaik versi saya. Itulah sebabnya ketika mendelegasikan tugas atau bekerja sama dengan orang lain, saya punya ekspektasi orang tersebut juga berusaha yang terbaik. Bagi saya cara bekerja setiap orang boleh berbeda. Dan saya cenderung tidak menilai seseorang dari cara kerjanya. Ada yang banyak bicara atau bernyanyi/ bersenandung ketika bekerja. Ada pula yang khusyuk serius tapi ritme kerjanya pelan. Saya biasanya bisa memakluminya. Yang sulit saya maklumi adalah ketika mereka bekerja "asal selesai", "asal jadi" atau "sekedarnya". Saya sulit memaklumi mereka yang enggan melakukan yang terbaik yang mereka bisa. "Etos kerja" demikian istilahnya. Sebuah sikap bekerja yang sifatnya internal, berasal dari dalam diri seseorang. Bukan karena iming2 prof...

ANAK BARU SAJA PULANG SEKOLAH, JANGAN LAKUKAN 3 HAL INI

Kondisi fisik dan psikologis anak sepulang sekolah sebetulnya hampir serupa dengan kondisi fisik dan psikologis orang dewasa yang pulang bekerja. Biasanya mereka merasa lelah, penat, dan ingin rehat dari aturan, tuntutan dan kewajiban. Tak sedikit juga yang punya keinginan untuk segera berbagi cerita atau perasaan kepada orang terdekat. Oleh sebab itu, ketika anak pulang sekolah sebaiknya jangan lakukan 3 hal ini: 1. MEMBERONDONG dengan pertanyaan tentang PR, tugas, deadline, dan lainnya yang berkaitan dengan tanggung jawab sekolah. 2. MEMAKSA mereka bercerita tentang sekolah. 3. MEMAKSA mereka melakukan kegiatan yang bersifat TANGGUNG JAWAB/ KEWAJIBAN yang berat (butuh waktu lebih dari 5-10 menit). Pada prinsipnya tidak semua anak rumusnya sama. Oleh sebab itu Anda perlu memahami kondisi anak Anda. Ketika mereka pulang sekolah, amati dulu, apakah mereka terlihat lelah? Apakah mereka terlihat tidak ingin bercerita? Apakah mereka terlihat ingin beristirahat dan tidak mau diganggu?...

MANFAAT WISATA RUMAH HEWAN

Juli lalu saya sempat mengunjungi wisata Rumah Guguk di kawasan Bandung. Areanya sangat menyenangkan! Di sana anak-anak bisa berinteraksi sepuasnya dengan berbagai jenis anjing. Gemas sekali. 😍😍 Kami memang tidak memiliki hewan peliharaan di rumah. Bukan karena alasan kebersihan, tapi karena kami tahu kami belum mampu merawat mereka dengan cinta dan perhatian yang cukup. Kalau hanya sekedar dikurung dan diberi makan cukup, alangkah kasiannya mereka nanti. Oya, tahukah Anda bahwa kegiatan memelihara hewan adalah salah satu kegiatan yang baik utk mengajarkan sikap empati pada anak? Dengan mendidik mereka untuk merawat dan memperhatikan kebutuhan hewan peliharaan, sesungguhnya kita mengajarkan mereka agar punya kepekaan dan kesediaan untuk memikirkan kondisi pihak lain di luar dirinya. Kepekaan dan kesediaan peduli inilah yang akhirnya berkembang menjadi kemampuan berempati (kemampuan memahami kondisi orang lain dengan obyektif). Beda dengan simpati ya. Kalau ...