Skip to main content

DALAM HIDUP INI TERKADANG ADA ...............


Ada yang bilang bahwa manusia adalah makhluk sosial. Itu sebabnya keterampilan bersosialisasi menjadi penting sekali dipelajari sejak dini. Tentang bagaimana bisa berinteraksi dengan orang lain, tanpa bingung bagaimana menjadi diri sendiri, serta dengan cukup piawai bisa beradaptasi dengan perilaku orang lain.,
,
Kalau Anda mengamati, tipe2 orang yang dianggap supel dan pintar bersosialisasi.,
,
Umumnya mereka mampu bersikap baik ketika diajak berinteraksi dengan org lain, namun mereka juga tidak mudah dipaksa menuruti keinginan org lain.,
,
Mereka juga umumnya tidak mendominasi situasi karena mereka bisa menempatkan diri dan menghargai bahwa setiap orang punya porsi dan posisi masing2 dalam kelompok sosial. Mereka mampu menghargai argumen org lain, tapi mereka juga mampu mengeluarkan pendapat yang baik ketika diperlukan.,
,
Mudah tidak? Sulit sekali. Apalagi jika keterampilan seperti ini memang bukan bawaan dari kepribadian kita.,
,
Namun bisa dilatih tidak? Bisa. Asalkan ada niat dan mentor yang tepat. Ah masa sih? Beneran kok. Karena sy sendiri sudah membuktikan, ada seorang anak usia belia (11 tahun), seorang anak tunggal yang punya karakter kepribadian phlegmatik yang kuat, kini sudah mulai mampu bersikap proaktif ketika bergaul dengan teman-temannya. Ia yang tadinya selalu dimanfaatkan setiap ada tugas kelompok, kini mulai dianggap temannya sebagai sosok yang tidak hanya sekedar dipekerjakan tapi juga bisa diandalkan dalam mengatur pembagian tugas untuk keberhasilan para anggota timnya.,
,
Berapa lama prosesnya? Saat ini sudah 8 bulan berjalan. Dan ia terus menunjukkan peningkatan.,
,
Siapakah mentornya? Tentunya bukan hanya saya. Namun ada peran yang cukup besar dari orang tuanya, terutama ibunya. Beliau terlibat dengan amat baik dalam keseharian si anak. Hingga akhirnya si anak mampu mencapai kemajuan yang ada sekarang.,
,
Cant wait for another progress story from them. 😊

Comments

Popular posts from this blog

Orangtua dan Anak Saya Memancing Kemarahan Saya!

Ingin rasanya saya bentak mertua saya. Sulit sekali diberi tahu. Sudah dibilang anak saya tidak boleh dibelikan mainan dulu, tidak boleh jajan es krim dulu. Diam-diam dia beri es krim. Dia ajari anak saya untuk sembunyi-sembunyi beli mainan di belakang saya. Lalu, ketika suami saya sudah janji mau jalan-jalan bersama sore ini. Mumpung ia tidak lembur. Mertua saya tahu itu dan mulai berulah mencari perhatian. Dia mengatakan bahwa perutnya tidak enak dan butuh periksa ke dokter. Batal deh rencana kami sore itu. Akhirnya anak saya merengek karena tidak jadi pergi jalan-jalan. Lagi-lagi mertua bertingkah seperti pahlawan, mengatakan bahwa besok akan dibelikan mainan jika anak saya berhenti menangis. Oh wow! Sungguh luar biasa. Saya tak kuasa lagi menahan jengkel, akhirnya saya masuk kamar dan membanting pintu. Saya biarkan suami saya mengurus anak dan mertua saya itu. - Ny. S - Anak saya berulah lagi. Sudah diberi tahu berkali-kali bahwa makan harus duduk, dan tidak boleh mem...

JANGAN HANYA MENYEKOLAHKAN ANAK DI SEKOLAH BERGENGSI, TAPI DIDIKLAH ANAK AGAR PUNYA HAL INI!

Dalam bekerja saya selalu berusaha memberikan yg terbaik. Ketika menangani klien, membuat laporan psikologis, maupun  membuat materi/ modul workshop parenting, saya memilih untuk memberikan yang terbaik versi saya. Itulah sebabnya ketika mendelegasikan tugas atau bekerja sama dengan orang lain, saya punya ekspektasi orang tersebut juga berusaha yang terbaik. Bagi saya cara bekerja setiap orang boleh berbeda. Dan saya cenderung tidak menilai seseorang dari cara kerjanya. Ada yang banyak bicara atau bernyanyi/ bersenandung ketika bekerja. Ada pula yang khusyuk serius tapi ritme kerjanya pelan. Saya biasanya bisa memakluminya. Yang sulit saya maklumi adalah ketika mereka bekerja "asal selesai", "asal jadi" atau "sekedarnya". Saya sulit memaklumi mereka yang enggan melakukan yang terbaik yang mereka bisa. "Etos kerja" demikian istilahnya. Sebuah sikap bekerja yang sifatnya internal, berasal dari dalam diri seseorang. Bukan karena iming2 prof...

ANAK BARU SAJA PULANG SEKOLAH, JANGAN LAKUKAN 3 HAL INI

Kondisi fisik dan psikologis anak sepulang sekolah sebetulnya hampir serupa dengan kondisi fisik dan psikologis orang dewasa yang pulang bekerja. Biasanya mereka merasa lelah, penat, dan ingin rehat dari aturan, tuntutan dan kewajiban. Tak sedikit juga yang punya keinginan untuk segera berbagi cerita atau perasaan kepada orang terdekat. Oleh sebab itu, ketika anak pulang sekolah sebaiknya jangan lakukan 3 hal ini: 1. MEMBERONDONG dengan pertanyaan tentang PR, tugas, deadline, dan lainnya yang berkaitan dengan tanggung jawab sekolah. 2. MEMAKSA mereka bercerita tentang sekolah. 3. MEMAKSA mereka melakukan kegiatan yang bersifat TANGGUNG JAWAB/ KEWAJIBAN yang berat (butuh waktu lebih dari 5-10 menit). Pada prinsipnya tidak semua anak rumusnya sama. Oleh sebab itu Anda perlu memahami kondisi anak Anda. Ketika mereka pulang sekolah, amati dulu, apakah mereka terlihat lelah? Apakah mereka terlihat tidak ingin bercerita? Apakah mereka terlihat ingin beristirahat dan tidak mau diganggu?...